Daftar Isi [Tampilkan]
Software Enginering metode agile |
Populer24 - Pengembangan software merupakan proses yang kompleks dan memerlukan metodologi yang tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu metodologi yang populer digunakan saat ini adalah model Agile dalam software enginering.
Model Agile dalam software enginering merupakan metodologi yang menitikberatkan pada kerja dalam tim yang cepat dan responsif terhadap perubahan. Proses pengembangan dilakukan secara iteratif dan inkremental, dengan komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna. Model ini memungkinkan pengembangan software yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
Salah satu filosofi dari model Agile adalah "working software over comprehensive documentation". Artinya, lebih penting untuk menyelesaikan software yang dapat digunakan daripada menyelesaikan dokumentasi yang lengkap. Hal ini memungkinkan tim pengembangan untuk mengadaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
Model Agile juga menitikberatkan pada kerja dalam tim yang efektif. Tim pengembangan terdiri dari anggota yang berpengalaman dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas yang diberikan. Mereka bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dalam sprint (periode waktu tertentu). Selama sprint, tim pengembangan menentukan tujuan dan aktivitas yang akan dilakukan, dan melakukan review setiap akhir sprint.
Model Agile juga menitikberatkan pada komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna. Pengguna dapat berpartisipasi dalam proses pengembangan dan memberikan masukan selama proses pengembangan. Hal ini memungkinkan tim pengembangan untuk memastikan bahwa software yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Secara keseluruhan, model Agile dalam software enginering menawarkan metodologi yang fleksibel dan adaptif yang cocok untuk proses pengembangan software yang kompleks. Dengan kerja dalam tim yang efektif dan komunikasi yang baik dengan pengguna, model ini memungkinkan tim pengembangan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam waktu yang singkat.
Apa itu metode agile Software Enginering?
Agile adalah metode pengembangan perangkat lunak yang didasarkan pada filosofi Agile Manifesto. Agile Manifesto adalah seperangkat prinsip yang menekankan pada proses pengembangan yang cepat, fleksibel, dan sesuai dengan perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
Metode Agile menekankan pada kerja dalam tim yang efektif, komunikasi yang baik, dan kolaborasi yang konstan antara tim pengembangan dan pengguna. Proses pengembangan dilakukan secara iteratif dan inkremental, dengan fokus pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan daripada dokumentasi yang lengkap.
Metode Agile juga menggunakan konsep sprint, yaitu periode waktu tertentu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan tertentu. Selama sprint, tim pengembangan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan melakukan review setiap akhir sprint.
Metode Agile memiliki beberapa variasi seperti Scrum, Kanban, Lean dan lainnya, namun pada dasarnya metode agile menggunakan metodologi yang fleksibel, adaptif, kolaboratif dan fokus pada komunikasi yang baik untuk menyelesaikan proyek dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan user.
Manfaat menggunakan Metode Agile software enginering
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan model Agile dalam software enginering, diantaranya:
- Pengembangan software yang cepat dan responsif terhadap perubahan: Model Agile memungkinkan tim pengembangan untuk mengadaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
- Kerja dalam tim yang efektif: Model Agile menitikberatkan pada kerja dalam tim yang efektif, dengan fokus pada komunikasi yang baik dan kolaborasi yang konstan antara tim pengembangan dan pengguna.
- Kualitas software yang tinggi: Model Agile menekankan pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan selama proses pengembangan, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan kualitas software yang dikembangkan.
- Pengiriman produk yang lebih cepat: Karena model Agile fokus pada pengiriman software yang dapat digunakan, maka dapat memberikan pengiriman produk yang lebih cepat dari model pengembangan lainnya.
- Pertanggungjawaban yang lebih baik: Model Agile memberikan pertanggungjawaban yang lebih baik dibandingkan metodologi pengembangan lainnya, karena memungkinkan tim pengembanganuntuk melakukan iterasi dan perbaikan yang cepat selama proses pengembangan. Hal ini memungkinkan tim pengembangan untuk segera mengatasi masalah yang muncul dan meningkatkan kualitas software.
- Lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna: Model Agile menitikberatkan pada komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna, sehingga memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan dan memberikan masukan selama proses pengembangan. Hal ini memungkinkan tim pengembangan untuk memastikan bahwa software yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
- Scalable: Model Agile dapat diterapkan pada skala proyek apapun, mulai dari proyek kecil hingga besar.
- Biaya yang lebih efektif: Karena model Agile menitikberatkan pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan selama proses pengembangan, maka dapat mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan dan maintenance software setelah diluncurkan.
- Fleksibilitas: Model Agile mengizinkan perubahan dalam proyek kapan saja, dengan filosofi "working software over comprehensive documentation" yang mengutamakan working software daripada dokumentasi yang lengkap, memberikan fleksibilitas dalam mengakomodir perubahan pada proyek.
- kinerja yang baik: Model Agile memberikan hasil yang baik karena fokus pada kerja dalam tim yang efektif, komunikasi yang baik dan pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan, sehingga memungkinkan tim pengembangan untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam waktu yang singkat.
Metode Agile vs Metode Waterfall
Gambar: Metode Agile vs Metode Waterfall |
Agile merupakan salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang populer dan sering digunakan sebagai alternatif dari metode Waterfall. Metode Waterfall adalah metode pengembangan yang mengikuti tahap-tahap pengembangan secara berurutan, dimulai dari analisis kebutuhan hingga maintenance. Sedangkan Agile memiliki pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif dalam menangani perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
Metode Waterfall lebih cocok digunakan pada proyek yang memiliki spesifikasi yang jelas dan tidak terlalu banyak perubahan yang diharapkan. Sedangkan Agile lebih cocok digunakan pada proyek yang memiliki spesifikasi yang belum jelas dan banyak perubahan yang diharapkan selama proses pengembangan. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada metodologi yang sempurna dan bekerja untuk semua jenis proyek, baik Waterfall maupun Agile memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pilihan metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi proyek dan kebutuhan spesifik dari sistem yang dikembangkan. Beberapa proyek bisa menggabungkan metode Waterfall dan Agile sebagai hybrid approach.
Metode Waterfall memiliki proses yang lebih formal dan mengikuti tahap-tahap pengembangan yang jelas, sehingga lebih cocok digunakan pada proyek yang memiliki spesifikasi yang jelas. Namun metode ini lebih susah untuk mengatasi perubahan yang muncul selama proses pengembangan.
Sedangkan Agile memiliki proses yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perubahan, sehingga lebih cocok digunakan pada proyek yang memiliki spesifikasi yang belum jelas dan banyak perubahan yang diharapkan selama proses pengembangan. Namun, metode ini membutuhkan komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna.
Agile Manifesto dan Prinsip Agile
Agile Manifesto adalah seperangkat prinsip dan panduan yang diterbitkan pada tahun 2001 oleh 17 pemimpin dalam bidang pengembangan perangkat lunak. Manifesto ini menjelaskan cara kerja yang lebih fleksibel dan iteratif dibandingkan dengan metode pengembangan tradisional.
Prinsip-prinsip dalam Agile Manifesto yang dijelaskan dalam empat key statement :
- Individu dan interaksi lebih penting daripada proses dan alat.
- Working software lebih penting daripada comprehensive documentation
- Kerja sama dengan klien lebih penting daripada negosiasi kontrak
- Adaptasi dan merespon perubahan lebih penting daripada mengikuti rencana
Dalam implementasi Agile, biasanya digunakan metode seperti Scrum, Kanban, atau Extreme Programming (XP) yang diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengelola proyek yang berubah dan mengambil keuntungan dari perubahan itu dengan cepat. Agile memandang kolaborasi, komunikasi, dan respon terhadap perubahan sebagai kunci untuk mencapai sukses dalam pengembangan perangkat lunak.
12 prinsip Agile
12 prinsip Agile yang menjadi dasar dari pelaksanaan metodologi Agile adalah sebagai berikut :
- Prioritaskan kepuasan pelanggan melalui pengiriman perangkat lunak yang berguna.
- Menerima permintaan perubahan bahkan di tahap akhir proyek
- Bekerja secara berkelanjutan dalam tim yang solid
- Menyediakan laporan tentang progres kerja secara teratur
- Menggunakan pendekatan visual untuk pengelolaan proyek
- Meningkatkan kualitas produk melalui pengujian secara terus-menerus
- Mengutamakan kerja yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan
- Memperkenalkan pelanggan ke dalam tim kerja
- Menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan produktif bagi tim kerja
- Mengembangkan tim kerja yang terampil dan berkomitmen
- Mengatur komunikasi yang jelas dan terbuka di antara semua pihak yang terlibat
- Mempercayai dan mendorong kemandirian dari individu dan tim kerja
Itu adalah 12 prinsip dasar Agile yang dikenal sebagai "Agile Manifesto". Prinsip-prinsip ini menjadi dasar dari berbagai metode Agile seperti Scrum, Kanban, dan lainnya. Namun prinsip ini tetap menjadi dasar dan perlu di implementasikan dalam metode Agile apapun yang digunakan.
Tujuan utama dari metode Agile adalah untuk menyediakan solusi yang cepat, fleksibel, dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini dilakukan dengan mengutamakan kolaborasi tim, komunikasi terbuka, dan pengembangan produk secara berkelanjutan.
Tujuan metode Agile
Beberapa tujuan lain dari metode Agile antara lain:
- Mengurangi risiko proyek dengan mengambil pendekatan iteratif dan inkremental
- Membuat proses pengembangan produk lebih efisien dan efektif dengan mengutamakan komunikasi tim yang efektif dan pengembangan produk yang berkelanjutan
- Mempercepat penyediaan produk dengan mengurangi tahap perencanaan yang lama dan fokus pada implementasi
- Menyediakan produk yang dapat diubah dan diperbarui sesuai dengan perubahan kebutuhan pelanggan yang dinamis.
Secara umum, metode Agile dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan dari metode pengembangan perangkat lunak tradisionale yang lebih statis dan terlalu terfokus pada perencanaan dan dokumentasi yang banyak. Sehingga metode Agile ini mengutamakan pada kolaborasi tim, komunikasi terbuka, dan pengembangan produk yang berkelanjutan untuk menyediakan solusi yang cepat, fleksibel, dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Apa Saja Metode Agile?
Ada beberapa metode Agile yang sering digunakan dalam software enginering, diantaranya:
- Scrum: Metode Agile yang menitikberatkan pada kerja dalam tim yang efektif dan komunikasi yang baik, dan menggunakan konsep sprint untuk menyelesaikan tugas.
- Kanban: Metode Agile yang menitikberatkan pada manajemen tingkat kerja dan aliran kerja yang efektif.
- Lean: Metode Agile yang menitikberatkan pada efisiensi dan efektivitas dalam proses pengembangan.
- XP (Extreme Programming): Metode Agile yang menitikberatkan pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan selama proses pengembangan.
- Crystal: Metode Agile yang menitikberatkan pada komunikasi yang baik dan kerja sama yang efektif.
- Dynamic Systems Development Method (DSDM): metode Agile yang memfokuskan pada rapi, cepat, dan efisien dalam proses pengembangan.
- Feature-Driven Development (FDD): metode Agile yang memfokuskan pada feature yang dibutuhkan oleh klien dalam proses pengembangan.
- SAFe (Scaled Agile Framework): metode Agile yang digunakan untuk proyek skala besar yang melibatkan beberapa tim kerja dan banyak stakeholders.
- LeSS (Large-Scale Scrum): metode Agile yang digunakan untuk proyek skala besar yang menggunakan konsep Scrum.
- Nexus: metode Agile yang digunakan untuk proyek skala besar yang menggabungkan konsep Scrum dan Nexus untuk mengatasi masalah dalam proyek skala besar.
Itu hanyalah beberapa metode Agile yang populer, ada juga metode lain yang digunakan di pasaran. Setiap metode Agile memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan pilihan metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi proyek dan kebutuhan spesifik dari sistem yang dikembangkan.
Kelebihan Agile dan Kekurangan Agile
Kelebihan Agile:
- Responsif terhadap perubahan: Model Agile mengizinkan perubahan dalam proyek kapan saja, sehingga dapat mengatasi masalah yang muncul selama proses pengembangan.
- Kualitas software yang tinggi: Model Agile menitikberatkan pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan selama proses pengembangan, sehingga memungkinkan tim pengembangan untuk mengatasi masalah yang muncul dan meningkatkan kualitas software.
- Pengiriman produk yang lebih cepat: Model Agile menitikberatkan pada pengiriman software yang dapat digunakan secepat mungkin dengan cara mengejar proses pengembangan yang iteratif dan inkremental.
- Pertanggungjawaban yang lebih baik: Model Agile menitikberatkan pada kerja dalam tim yang efektif, komunikasi yang baik, dan kolaborasi yang konstan antara tim pengembangan dan pengguna.
- Lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna: Model Agile menitikberatkan pada komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna, sehingga memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam proses pengembangan dan memberikan masukan selama proses pengembangan.
- Skalabilitas: Model Agile dapat diterapkan pada skala proyek apapun.
Biaya yang lebih efektif: Model Agile mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan dan maintenance software setelah diluncurkan.
Kekurangan Agile:
- Perlu komunikasi yang efektif: Model Agile memerlukan komunikasi yang efektif antara tim pengembangan dan pengguna, jika komunikasi tidak efektif maka akan menyebabkan masalah dalam proses pengembangan.
- Documentasi yang kurang: Model Agile lebih menitikberatkan pada pengujian dan pengiriman software yang dapat digunakan selama proses pengembangan, sehingga dokumentasi yang lengkap mungkin kurang.
- Dibutuhkan pemahaman Agile yang baik: Model Agile memerlukan pemahaman yang baik dari tim pengembangan dan pengguna tentang proses pengembangan dan filosofi Agile.
- Lebih sulit untuk menentukan biaya dan waktu: Model Agile lebih responsif terhadap perubahan, sehingga mungkin lebih sulit untuk menentukan biaya dan waktu sebelum proyek dimulai.
- Sistem kontrol yang kurang: Model Agile tidak menitikberatkan pada tahap-tahap pengembangan yang jelas dan sistem kontrol yang ketat seperti metode waterfall, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola proyek dan mengidentifikasi masalah.
- tidak cocok untuk proyek yang memerlukan spesifikasi yang jelas dan tidak banyak perubahan.
Itu adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari Agile, Namun perlu diingat bahwa setiap metodologi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan tidak ada yang sempurna. Pilihan metode yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi proyek dan kebutuhan spesifik dari sistem yang dikembangkan.