Ilustrasi Imam Al-Bukhari |
Biografi Imam Al Bukhari
Sejak
usia kurang dari 10 tahun, Al Bukhari telah mempelajari ilmu hadits dan pada
usia 16 tahun ia telah menghafal beberapa buah buku karya ulama hebat seperti
Ibnu Mubarak, Al Waqi’, dan lain-lain. Beliau tidak hanya menghafal isi hadits,
melainkan juga para perawi dan sanad hadits tersebut. Beliau pernah menetap di
Negeri Hijaz selama 6 tahun untuk mempelajari hadits dan pernah mengunjungi
Kota Baghdad, ibukota Daulah Abbasiyah sebanyak 8 kali. Ketika beliau
mengunjungi Baghdad, para ulama hadits di Kota baghdad saat itu ingin menguji
kekuatan hafalan Al Bukhari dalam ilmu hadits. Mereka membacakan berbagai
hadits kepada Al Bukhari dengan mengubah sanad dan matan hadits secara acak,
kemudian memerintahkan Al Bukhari untuk membacakan hadits-hadits tersebut
secara lengkap beserta dengan sanad mana yang tepat dengan hadits tersebut.
Imam Al Bukhari mampu secara sistematis menjawab semua pertanyaan yang diajukan
kepadanya.
Dalam
mempelajari ilmu hadits, Imam Al Bukhari melakukan pengembaraan ke berbagai
negeri Islam untuk mempelajari hadits dari para ulama. Ketika beliau
mengunjungi Kota Mekkah, beliau berguru kepada Abu Al Walid Ahmad bin Muhammad
Al Azraqi, Abdullah bin Yazid Al Muqri, Ismail bin Salim Ash Shaigh, dan Abu
Bakar Al Humaidi bin Az Zubair Al Quraisy. Di Kota Madinah, beliau berguru
kepada Ibrahim bin Mundzir Al Hizami, Muthraf bin Abdullah bin Hamzah, Abu
Tsabit Muhammad bin Abdillah, Abdul Aziz bin Abdullah, dan Yahya bin Qaz’ah. Di
Kota Baghdad, beliau berguru kepada Muhammad bin Isa Ath Thiba’i, Muhammad bin
Sabiq, Suraih, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Al Bukhari juga mengunjungi
kota-kota lain seperti Bashrah, Kufah, Kairo, Bukhara, dan Naisabur. Setiap
kali ia singgah di sebuah kota, ia selalu menyempatkan diri untuk belajar ilmu
hadits.
Imam
Ahmad bin Hanbal pernah berkata tentangnya “Khurasan tidak pernah melahirkan
ulama yang sekaliber Muhammad bin Ismail Al Bukhari”. Imam Muslim berkata
kepadanya “Aku bersaksi bahwa tiada di dunia ini orang yang piawai dalam
hadits sepertimu”. Pengarang kitab Al Mustadrak, Imam Al Hakim pernah
berkata “Dia tidak diragukan lagi, seorang ahli hadits di kalangan ahli
naqli”. Pengarang kitab Ash Shahih, Ibnu Huzaiman ikut berkomentar “Di
bawah langit ini, tidak ada yang lebih pandai dalam ilmu hadits melebihi Al
Bukhari”. Imam Al Bukhari juga ahli dalam bidang fikih. Nuaim bin Hammad
menjulukinya dengan sebutan Faqih Hadzihi Al Ummah.
Imam Al
Bukhari pernah bermimpi bertemu dengan Rasulullah dan di dalam mimpinya itu ia
melindungi Rasulullah dengan sebuah kipas. Mimpi ini berarti bahwa ia kelak
akan melindungi Rasulullah dari para pendusta atas hadits-haditsnya
Karya-karya Imam Al Bukhari
Imam Al
Bukhari telah menuliskan ilmu yang dipelajarinya dengan menghasilkan berbagai
karya. Karyanya yang paling masyhur adalah kitab Shahih Bukhari yang memiliki
judul lengkap Al Jami’ Al Musnad Ash Shahih al-Mukhtashar min Umur
Rasulillah wa Sunnatihi wa Ayyamihi. Beberapa kitab karya Imam Al Bukhari
yang lain adalah Qadhaya As Shahabah, Raf’al Yadain, At Tafsir Al Kabir, Al
Musnad Al Kabir, Tarikh Shaghir, Tarikh Ausath, Tarikh Kabir, Al Adab Al
Mufrad, Birrul Walidain, Adh Dhu’afa’, Al jami’ Al Kabir, Al Asyribah Asma’ Ash
Shahabah, Al Wuhdan, Al Mabsuth, dan Al Fawa’id.
Kitab Al
Jami’ Ash Shahih mulai ditulis oleh Al Bukhari ketika beliau berada di Masjid
Al Haram saat sedang mengunjungi Mekkah dan penulisannya selesai ketika beliau
berada di Masjid Nabawi, Madinah. Imam Al Bukhari membutuhkan waktu sekitar 16
tahun untuk menyelesaikan kitab tersebut. Sebelum beliau menuliskan hadits
dalam kitab tersebut, beliau mandi terlebih dahulu kemudian, shalat istikharah
untuk meminta petunjuk kepada Allah, baru kemudian menyeleksi hadits-hadits
tersebut secara hati-hati dan menuliskan mana hadits yang shahih.
Kitab Al
Jami’ Ash Shahih memuat sekitar 9.082 buah hadits shahih yang telah diseleksi
dari sekitar 600.000 hadits. Hadits-hadits dalam kitab tersebut disertai juga
dengan pengulangan. Kitab ini dibagi menjadi beberapa sub judul yaitu 4450 bab.
Imam Al Bukhari pernah berkata mengenai kitab ini “Aku menyusun kitab Al
Jami’ Al Musnad Ash Shahih ini berdasarkan hasil seleksi dari 600.000 buah
hadits selama 16 tahun”.
Wafatnya Imam Al Bukhari
Imam Al
Bukhari wafat pada hari Jum’at malam Idul Fitri tahun 262 Hijriyah atau tahun
870 Masehi di sebuah tempat bernama Khartank, sebuah desa di dekat Kota
Samarkand. Menjelang wafatnya, ia berdoa “Ya Allah, bumi ini sekarang
menjadi sempit bagiku, maka cabutlah nyawaku”. Murid-murid Imam Al Bukhari
diantaranya adalah Imam At Tirmidzi, Imam Al Marwazi, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam
Abu Ali Shalih Al Asadi, dan Imam Abu Ja’far Al Hadhrami.
Referensi
:
[1]
Misbah., M. 2015. Imam Al Bukhari Dan Karya Monumentalnya Shahih Bukhari. Hadisuna.
1 (3) : 21-25.
[2]
Muhsin., M. 2016. Metode Al Bukhari Dalam Al Jami’ As Shahih. Jurnal
Holistic. 2 (2) : 280-289.
[3] Sattar., A. 2011. Konstruksi Fiqih Bukhari Dalam Kitab Al Jami’ Ash Shahih. Jurnal Syari’ah dan Hukum. 3 (1) : 36-46.